- Memperkenalkan diri
- Pengalaman (langsung dan tidak langsung)
- Puisi (memparafrasakan, ciri-ciri umum, dan tahapan membacakan puisi)
- Unsur intrinsik dan ekstrinsik.
- Pola pengembangan paragraf (deduktif, ineratif, induktif, campuran, analogi, sebab-akibat, dan generalisasi)
- Jenis karangan (deskripsi, eksposisi, narasi, persuasi, dan argumentasi).
- Kalimat efektif
- Daftar pustaka dan catatan kaki
- Wawancara (persiapan, pelaksanaan, dan menutup wawancara)
- Sambutan dan khotbah
- Resensi (bagian-bagian resensi)
- Drama
- Proposal (pengertian, isi, dan sistematika penulisannya)
CERPEN
• Menurut Edgar Allan poe (sastrawan Amerika Serikat) cerpen adalah sebuah cerita yang
selesai dibaca dalam sekali duduk (0,5-2 jam).
• Menurut KBBI cerpen adalah kisahan pendek (kurang dr 10.000 kata) yang memberikan
kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi (pada
suatu ketika).
• Dalam sastra mengenal unsur dulce et utile (menyenangkan dan berguna). Hal ini
menunjukkan bahwa sastra dapat berfungsi rekreatif dan memberikan ajaran moral kepada
manusia.
• Keterlibatan manusia dalam karya sastra menjadikannya menjadi manusia berbudaya, yaitu
lebih responsif terhadap hal-hal yang luhur (senantiasa mencari nilai-nilai kebenaran).
Jenis Cerpen
1. Cerpen yang pendek: berkisar 500-750 kata.
2. Cerpen sedang: berkisar 750-1000 kata.
3. Cerpen panjang: minimal 1000 kata.
Kelengkapan unsur-unsur cerita pendek menurut Kuntowijoyo dirumuskan sebagai three in one yaitu strukturalisasi pengalaman, strukturalisasi imajinasi, dan strukturalisasi nilai.
- Strukturalisasi pengalaman. Pengalaman di sini bisa pribadi, orang lain, kolektif, maupun hasil riset. Pengalaman menjadi bahan dasar untuk membuat cerita. Pengalaman tidak pernah utuh, biasanya berserakan, sepotong-sepotong, dan terletak di sana-sini, kecuali dalam tulisan ilmiah seperti sejarah, sosiologi, dan psikologi.
- Strukturalisasi Imajinasi. Pengarang adalah ibarat seorang tukang batu. Ia dihadapkan dengan batu bata, pasir, semen, kayu-kayu, dan genting yang harus dibuat rumah. Dengan sendirinya ia harus mempunyai imajinasi tentang bentuk rumah. Dengan imajinasi pengarang harus mampu melengkapi, mengubah, merangkai, merekat, dan menyulap pengalaman itu menjadi sebuah satuan yang mempunyai makna.
- Strukturalisasi Nilai. Nilai dapat berasal dari agama, filsafat, ilmu, kata-kata mutiara, kebijaksanaan sehari-hari, pribahasa, atau dari mana saja. Jangan sampai nilai-nilai itu membebani karya sastra, membuat pengarang lupa akan pentingnya strukturalisasi, sebaiknya jadikan nilai-nilai itu sebagai nilai tambah pada karya sastra.
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.
• Unsur intrinsik cerpen, meliputi tokoh/ penokohan, alur (plot), gaya bahasa,
sudut pandang, latar (setting), tema, dan amanat.
Watak tokoh dapat diketahui dengan meneliti
1. Apa yang dilakukannya.
2. Apa yang dikatakanya.
3. Bagaimana sikapnya dalam menghadapi persoalan.
4. Bagaimana penilaian tokoh lain atas dirinya.
Jenis latar
1. Latar suasana (sosial): penggambaran keadaan masyarakat, kelompok sosial dan sikapnya,
adat kebiasaan, cara hidup, dan lain-lain
2. Latar fisik: penggambaran tempat, seperti bangunan dan tempat
3. Latar waktu: menunjukkan kapan berlangsungnya peristiwa. Misal: tahun berapa, zaman apa,
pagi, siang, setelah tidur, dll.